Thursday 29 October 2015

Sumpah Lesmana, Amarah Hanoman



Serial Rahwayana (02)

Ilustrasi Rahwayana
Sumber : Wikipedia
 

Setiap orang pasti punya teman, bukan sekedar teman tapi kaki atau tangan yang tanpa itu ia tak bisa berbuat apa-apa. Begitu pula Rama. Rama punya dua pendamping. Salah satunya adalah Lesmana (atau Laksmana) putra dari Dewi Sumitrawati. Dewi Sumitrawati adalah salah satu istri Prabu Dasarata, ayahanda Rama.  Lesmana mempunyai kesaktian yang luar biasa antara lain Indra Wastra, pusaka dari Dewa Syiwa yang dengan itu ia bisa mengalahkan Indrajit “anak” Rahwana. Sengaja diberi tanda petika karena sesungguhnya Indrajit bukan anak biologis Rahwana. Ia adalah putra yang sengaja ditukarkan oleh Gunawan Wibisana agar Rahwana tak menikahi Dewi Sinta yang notabene putrinya sendiri dari Dewi Tari.

Lesmana termasuk tokoh yang tragis. Eh, hampir semuanya tragis nding di dalam Ramayana. Tapi bayangkan coba, ketika Rama pergi memburu Kijang Kencana, pesan Rama pada Lesmana, “Hai adikku Lesmana, jagalah kakakmu Dewi Sinta, aku akan memburu Kijang Kencana.”
Maka Lesmana menuruti pesan kakak tirinya tersebut. Ketika ia menjaga Sinta, “Hei Lesmana,” Kata Sinta, “Tolonglah kakakmu itu, kasihan ia sendirian.”
Kebetulan waktu itu Marica sang Kijang Kencana ini mengaduh-aduh membuat suara seolah-olah ia suaranya Rama, “Oh, oh, Lesmana, tolonglah aku, Lesmana.” Padahal itu suaranya Marica.
Dewi Sinta kaget, “Lesmana bantulah kakakmu!”
“Tidak kakanda, aku disuruh oleh Rama untuk menjagamu.”
Di sana Sinta kemudian bangkit, ”Eits,” feeling perempuan, “Kau pagar makan tanaman ya? kau kucing garong, kau pasti naksir kepadaku, kau pasti mau langkah curang terhadap ku dengan kepergian kakakmu.”
Lesmana langsung merespon ucapan Sinta dengan melakukan sumpah (sumpah zaman dulu ya bukan sumpah sekarang, sumpah sekarang terutama sumpah jabatan tak ada apa-apanya, ini sumpah zaman dulu yang disaksikan oleh semesta).
“Oke kakanda, agar kau tidak mencurigai aku, saat ini pula, aku bersumpah untuk jomblo abadi.” Apa gak ngenes? Ganteng, sakti, bersumpah untuk menjadi jomblo selamanya. Padahal jomblo itu manusia paling sombong di dunia, jomblo-lah orang yang merasa bisa hidup sendirian di muka bumi.

Hanoman (atau Anoman) adalah seekor kera berbulu putih. Inilah cara nenek moyang kita menyindir kita bahwa yang disebut manusia bukanlah makhluk yang harus berwujud manusia. Yang disebut manusia adalah setiap makhluk yang punya hakikat manusia. Sejak awal Hanoman memang sudah dirancang untuk sakti. Hanoman memang sudah dirancang untuk menemani Rama. Karena kecerdasan Rama harus dibantu oleh keberanian. Saking saktinya Hanoman, Matahari saja dianggap leher buah-buahan saking ia bisa terbang. Matahari hampir saja ditabrak oleh Hanoman ketika ia mendekatinya.

Kesaktian Hanoman sangat luar biasa. Hanoman punya aji yang bisa melesat lebih cepat dari angin (untuk yang punya aji melesat dengan kecepatan cahaya sepertinya hanya Jibril/Gabriel). Karena itu dari jutaan kera yang dimiliki oleh Rama, satu-satunya yang dijadikan duta untuk menyeberangi laut hanyalah Hanoman yang memang bisa melompat ke sana. Begitu Hanoman akan melompat, ia memijakkan kakinya ke gunung, gunung pun jugrug alias longsor. Gunung Maliawan dipakai sebagai pijakan untuk melompat dan begitu pula semua gunung hancur. Akibatnya Rama memanggil Hanoman. Rama cuma mengulurkan jari telunjuknya. Jari telunjuk Rama kemudian dijadikan titik tolak Hanoman untuk melompat. Hanoman kemudian melompat dari telunjuknya dan bahkan kebablasan sampai ke Alengkadiraja, tak hanya menyebrangi samudera saja.

Hanoman yang notabene belum pernah bertemu dengan Sinta disuruh oleh Rama, “Hanoman, temuilah istriku. Saksikan apakah dia masih hidup.”
“Siap bos.” Hanoman langsung menyanggupi perintah Rama.
Begitu sampai Alengkadiraja, Hanoman bingung. Ia tak tahu mana Sinta, pasalnya di sana ada banyak tawanan, ada banyak ribuan tawanan perempuan di sana.
“Sial, kenapa tadi aku cepet-cepet? Jadi bingung gini kan.” Batin Hanoman sambil menepuk jidatnya.
Hanoman bingung dan tak tahu siapa dari ribuan perempuan yang berada di Alengkadiraja yang bernama Sinta, karena permaisuri Rahwana, Dewi Mandodari pun secantik Sinta.

Hanoman sangat iseng ini. Mau pulang, Hanoman balik lagi ke Alengkadiraja.
“Pokoknya aku harus ngasih pelajaran ke Rahwana.” Kata Hanoman dalam hati.
Ini strategi perangnya Hanoman. Ia ingin memberi tahu pada Rahwana bahwa jangankan jutaan pasukan Rama, satu gelintir pasukan saja bisa menghancur leburkan Alengkadiraja. Hanoman membiarkan dirinya ditangkap dan kemudian dibakar oleh Indrajit. Begitu ekornya dibakar ia melompat-lompat dari rumah ke rumah kecuali rumah berjanur kuning (teuing, urang teu ngartos alasanna). Selain itu, tempatnya Dewi Sinta juga selamat. Mendadak terjadi Alengkadiraja lautan api.

Bersambung...

Penggemar 2NE1



0 comments

Post a Comment