Gagasan
Brilian Cendekiawan Afrika Selatan
Sumber Gambar: book.google.com |
Farid Esack, seorang cendekiawan asal Afrika
Selatan, dalam buku The Qur’an: a User’s
Guide (2005), membagi hubungan seseorang dengan al-Quran ke dalam enam
bentuk. Ia mengumpamakan interaksi seseorang dengan al-Quran bagaikan hubungan
antara Pecinta (lover) dengan
Kekasihnya (beloved). Keenam bentuk
itu adalah: the uncritical lover
(pecinta buta), the scholarly lover
(pecinta ilmiah), the critical lover
(pecinta kritis), the friend of lover
(kerabat pecinta), the voyeur (para
pengintai), dan the polemicst (para
pembantah). Oleh Farid Esack, tiga bentuk awal diperuntukkan untuk kalangan
Muslim dan tiga bentuk akhir untuk kalangan non-Muslim.
Bentuk pertama, yaitu the uncritical lover (pecinta buta). Mereka
yang tergolong ke dalam bentuk ini memperlakukan al-Quran sebagai kitab sakral.
Bentuk pertama ini mengukuhkan kemuliaan al-Quran
tanpa kajian. Sehingga mereka merasa tak perlu mempertanyakan apapun dalam al-Quran
dan tak pernah tahu apa makna dan kegunaannya.
Bentuk kedua adalah the scholarly lover (pecinta ilmiah).
Para Pecinta Ilmiah berupaya melakukan kajian untuk memperkaya pemahaman
mengenai al-Quran. Melalui pemahaman ini mereka berupaya menjelaskan mengenai
keistimewaan-keistimewaan al-Quran sembari mengajak agar setiap pihak menerima
keistimewaan tersebut. Bentuk kedua ini berupaya mengukuhkan kesucian al-Quran
dengan argumen ilmiah.
Bentuk ketiga adalah para the critical lover (pecinta kritis).
Pecinta kritis tak ragu bersikap kritis atas beragam permasalahan yang termuat
di dalam al-Quran. Pecinta kritis berusaha memberikan pemahaman lain mengenai al-Quran.
Sehingga seringkali para orang dalam kategori ini mendapat kecaman dan kerap dipertanyakan rasa kecintaannya terhadap al-Quran.
Bentuk keempat adalah the friend of lover (kerabat pecinta).
Kerabat pecinta ini berupaya menunjukkan empatinya terhadap al-Quran tanpa rasa
sungkan menampakkan kekaguman mereka terhahadap kitab mulia umat Islam
tersebut. Mereka turut melakukan kajian kritis namun dalam pengungkapan
pendapatnya diberikan dengan cara yang simpatik dan empatik.
Bentuk kelima adalah the voyeur (para pengintai). Mereka
adalah para pengkaji al-Quran yang mengkritis habis al-Quran secara
membabi-buta. Mereka biasa bersikap negatif terhadap al-Quran namun kadang
masih mengakui sisi positif al-Quran selama diungkapkan dengan alasan yang
meyakinkan.
Bentuk keenam adalah the polemicst (para pembantah). Para
pembantah berupaya melakukan studi tentang al-Quran yang hanya mengungkap sisi-sisi
lemahnya saja. Mereka membaca dan memandang al-Quran dengan nada sumbang yang
terus bersikap antipati pada al-Quran.
Dalam kategori apa
Anda masuk?
[ars]
0 comments
Post a Comment