Saturday 17 October 2015

Kilas Balik Rossi menghadapi Biaggi dan Gibernau di Philip Island



dua balapan menentukan yang terkenang




Aksi Rossi dalam sesi latihan bebas kemarin di Philip Island
Foto : Mighelon



Penampilan menawan The Doctor Valentino Rossi pada musim ini yang diimbangi Jorge Lorenzo membuat ajang balapan MotoGP semakin menarik. Hingga tiga seri tersisa, posisi Rossi sebagai pemuncak klasemen sementara belum aman dari kejaran battle-mate-nya di tim Movistar Yamaha tersebut. Lorenzo masih memiliki kesempatan untuk menjuarai kelas paling bergengsi musim ini. Meski Rossi jelas tak mau membiarkan hal itu terjadi. Inilah yang menjadi bumbu penyedap dalam balapan esok hari. Balapan seri keenambelas yang akan berlangsung di Philip Island, Australia.

Sirkuit ini sendiri tak asing bagi Rossi, dalam arti ia pernah memiliki sejarah manis di sana. Rossi menorehkan kemenangan pada dua ajang yang belakangan menjadi titik baliknya sebagai pembalap papan atas dunia.

Kilas balik manis pertama terjadi pada tahun 2001. Kala itu kelas tertinggi MotoGP masih bernama jelas 500 cc. Rossi yang menunggangi Honda bersaing ketat dengan idolanya kala remaja, Maximilano Biaggi yang menunggangi Yamaha. Keduanya bersaing ketat hingga putaran terakhir di sirkuit terakhir ini. Perjuangan paling menentukan, kesempatan terakhir, untuk meraih gelar juara dunia. Gelar perdana yang sekaligus menobatkan Rossi menjadi juara baru di kelas 500 cc.

Di pertarungan terakhir, Rossi membanting setir ke kiri sekaligus melesat miring masuk gigi tiga penuh dengan kecepatan 170 km/jam. Dari sudut pandangnya di atas Honda, ia mungkin hanya bisa melihat bagian atas knalpot motor Yamaha yang ditunggangi Biaggi. Hingga masuk tikungan di atas bukit, Biaggi masih di depan Rossi. Namun Rossi terus menempel Biaggi. Memberikan tekanan psikis pada idola yang kemudian menjadi seteru abadinya tersebut.

Tikungan yang memanjang pada permukaan bukit hijau tak terlampau curam tersebut tersebut tampak seperti huruf ‘S’. Ke kiri, ke kanan, berakhir tepat di puncaknya, kemudian menuruninya. Ketika pembalap tiba di bagian sudutnya, sulit untuk melihat apa-apa, hanya sekedar bisa dibayangkan. Pembalap bakal merasakan kebimbangan kapan harus mengerem. Yang bisa dilakukan hanyalah menyadari kalau di sudut itulah pembalap harus bisa mengambil posisi yang tepat, yang akan terlambat kalau keputusan tak diambil cepat.

Rossi, dalam menghadapi Biaggi kala itu, memilih mengambil posisi di sebelah luar. Sehingga ia bisa berada di sebelah kanan Biaggi saat menuruni lintasan pendek, dan berada di sebelah dalam pada tikungan berikutnya. Tikungan tersebut bisa diatasi dengan cara ampuh yakni segera beralih dari gigi empat ke gigi satu. Jika mampu keluar lebih dulu dari tikungan ini, kesempatan besar untuk menang telah dimiliki.

Siku Rossi tampak menggores motor Biaggi saking terus-menerus menempelnya. Begitu Biaggi melakukan pengereman, Rossi segera melakukan manuver tancap gas. Biaggi yang sempat memimpin balapan terlambat mengantisipasi Rossi yang berada di sampingnya. Biaggi tampak baru menyadari bahwa Rossi berada di sampingnya, dan bersiap melakukan manuver kudeta. Setelah itu, Rossi berhasil mendahuluinya dan memimpin hingga garis akhir.

Itulah kisah awal kemenangan Rossi di Philip Island. Kemenangan pertama yang menahbiskannya sebagai juara dunia baru kelas 500 cc ajang MotoGP.

Pada musim 2004, Rossi kemudian “mengulangi” kenangan manisnya itu. Namun saat itu ia sudah beralih menunggangi Yamaha dan lawan yang dihadapi ialah Sete Gibernau. Gibernau kala itu menjadi pembalap tim Honda.

Gibernau tampak masih mengingat manuver Rossi tiga musim sebelumnya. Ia mungkin berharap Rossi melakukan hal serupa seperti yang dilakuannya terhadap Biaggi. Namun sayang, Rossi justru sempat melakukan kesalahan fatal yang membuat Gibernau berhasil mengangkangi posisinya di depan.

Rossi kemudian memutuskan untuk mengambil posisi di sebelah dalam saat menuju tikungan yang agak menanjak. Sehingga ia bisa mendahului Gibernau persis saat mereka meluncur ke bawah, tentu jika hitungannya tepat. Rossi jelas ingin lekas-lekas mendahului Gibernau sebelum melewati lintasan menurun panjang. Motor Yamaha seringkali kalah ketika duel pada lintasan lurus menghadapi motor Honda. Manuver Rossi yang demikian ini berhasil. Ia berhasil melakukannya ketika keduanya memasuki tikungan panjang dan sudut tanjakan berubah.

Sayang kegembiraan Rossi tak berlangsung lama. Ia tak menduga ketika Gibernau menahan remnya kemudian segera menempel rapat di sampingnya hingga keduanya berpacu naik ke arah bukit bersamaan. Keduanya tampak mengalami sedikit benturan. Honda yang dikendarai Gibernau tampak membentur ujung roda depan Yamaha yang dikendarai Rossi. Namun sayang, Gibernau justru mulai bergerak terlampau melebar dan ditinggalkan Rossi yang segera menekan gas untuk melesat jauh mendahuluinya.

Pada trek seperti itu, motor bisa melaju sangat cepat dalam posisi miring. Pembalap kesulitan menyentuh serta menegakkan badan. Kesalahan sekecil apapun bisa membuat riwayat setiap pembalap tamat, terutama saat berada dalam posisi sangat cepat.

Gibernau melaju terlampau kencang ketika memasuki tikungan. Sedangkan Rossi melaju dengan kecepatan ideal. Rossi berhasil mendahului pembalap yang juga memiliki hubungan panas dengannya tersebut hingga menyelesaikan putaran terakhir. Pembalap Yamaha ini menikung ke kanan sama persis seperti pernah dilakukan tiga musim sebelumnya.

Itulah kemenangan Rossi pada ajang balapan di Philip Island pada musim 2004. Kemenangan yang menobatkannya menjadi juara dunia untuk kali pertama bersama Yamaha. Tim yang saat itu sedang kacau-balau dan tak dipercaya bisa membawa setiap pembalap menjadi juara.

Dua kemenangan serupa di tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Sebuah kisah manis yang ditatakan Pelantan semesta tentunya. Tak ada yang kebetulan, termasuk kisah Rossi ini. Pada musim 2001 sendiri, ia dan Biaggi bertarung bukan hanya untuk mengejar gelar juara kelas 500 cc, namun juga gelar terakhir untuk kelas tersebut. Kelas 500 cc sendiri digantikan kelas MotoGP pada musim berikutnya.

Kini, setelah lebih dari satu dekade, ia harus meladeni pertarungan dengan sesama pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo. Tentu masih ada nama-nama lain yang ikut serta dan mengincar kemenangan, Dani Pedrosa misalnya yang memenangkan seri terakhir di Motegi Jepang. [ars]

0 comments

Post a Comment