agar pengetahuan tak hanya dinikmati ilmuwan
Sampul Buku A Brief History of Time
Sumber : Audio Editions
|
Stephen
Hawking pertama kali mendapat gagasan menulis buku populer mengenai alam
semesta pada 1982. Tujuannya antara lain untuk membayar sekolah anak
perempuannya –meski ketika buku tersebut terbit, anaknya sudah pada tahun
terakhir sekolah. Namun tujuan utamanya adalah ia ingin menjelaskan sudah
sejauh apa pemahaman manusia mengenai alam semesta. Ia ingin seluruh umat
manusia tanpa terkecuali, tak hanya kalangan ilmuwan ilmu alam saja, bisa
merasakan perkembangan pemahaman manusia atas alam semesta.
Hawking
ingin jika ia meluangkan waktu untuk menulis sebuah buku, maka ia ingin buku
itu dibaca orang sebanyak mungkin. Sebelumnya ia sudah menerbitkan buku-buku
tetapi belum bisa memasuki pasaran umum. Buku-buku lawas Hawking biasanya
diterbitkan oleh Cambridge University
Press. Karena merasa Cambridge
University Press tak bisa membantunya memenuhi hasrat masuk ke pasaran
umum, ia pun menghubungi agen penerbitan, Al Zuckerman, yang dikenalnya sebagai
ipar dari salah seorang kolega Hawking. Hawking memberikan draf bab pertama
pada Zuckerman dan menjelaskan bahwa ia ingin bukunya menjadi buku yang laku di
pasaran umum. Zuckerman saat itu bilang mustahil. Dengan draf tersebut, Zuckerman
mengatakan kalau buku tersebut hanya laku di kalangan akademisi saja dan tak
bisa masuk pasaran umum.
Hawking
memberikan draf pertama itu pada Zuckerman pada tahun 1984. Zuckerman
mengirimnya ke beberapa penerbit dan menyarankan pada Hawking untuk menerima
tawaran dari Norton, penerbit buku
Amerika yang lumayan besar. Tapi Hawking justru memutuskan menerima tawaran
dari Bantam Books, penerbit yang
lebih berorientasi ke pasaran umum. Meski Bantam
Books tak memiliki rekam jejak sebagai penerbit buku sains, tetapi
buku-buku terbitan Bantam Books mudah
dijumpai di pasaran.
Hawking
menduga kalau ketertarikan Bantam
terhadap draf bukunya dimulai dari salah seorang penyuntingnya, Peter
Gazzuardi. Gazzuardi sangat serius dengan pekerjaannya dan memaksa Hawking
melakukan banyak perbaikan terhadap naskahnya agar bisa dimengerti pembaca umum,
yang bukan ilmuwan, seperti Gazzuardi. Setiap Hawking mengirimkan naskah
perbaikan, Gazzuardi mengirim balik naskah tersebut dengan disertai daftar
panjang berisi kritikan dan pertanyaan yang harus Hawking jawab. Hawking hampir
menyerah dan merasa proses tersebut tak akan berakhir. Tapi Hawking tetap
melanjutkan upaya penerbitan buku tersebut karena merasa dengan bantuan
Gazzuardi, bukunya menjadi jauh lebih baik.
Hawking menulis
naskah buku tersebut dalam keadaan menderita sakit pneumonia (penyakit radang
paru-paru) yang menyerangnya. Mungkin mustahil menyelesaikan buku tersebut
kalau tak ada program komputer yang diberikan padanya. Program komputer yang
membantunya berkomunikasi tersebut sebenarnya bekerja dengan lambat tetapi
Hawking merasa cocok karena ia menyatakan dirinya lambat berpikir. Dengan
program tersebut, ia menulis ulang nyaris seluruh draf untuk menanggapi
Gazzuardi. Ketika memperbaiki naskah tersebut, Hawking dibantu salah seorang
mahasiswanya, Brian Whitt.
Awalnya
Hawking sangat terkesan dengan serial televisi yang berjudul The Ascent Man. Serial itu memberi
gambaran mengenai prestasi umat manusia dalam berkembang dari keadaan biadab
primitif lima belas ribu tahun lalu ke keadaan sekarang. Hawking ingin
menyampaikan gambaran yang sama mengenai perkembangan pemahaman manusia atas
hukum-hukum alam semesta. Ia yakin hampir semua orang tertarik dengan cara
kerja alam semesta, tapi kebanyakan orang tak bisa mengikuti
persamaan-persamaan matematika. Hawking pun kurang peduli dengan persamaan
matematika. Selain karena sulit menulisnya –ia menulis dibantu program komputer–
juga karena ia kurang peka dengan persamaan matematika. Dengan menghindari
menuliskan persamaan matematika, ia ingin semua orang bisa merasakan
perkembangan luar biasa yang telah terjadi dalam fisika selama lima puluh tahun
terakhir.
Meski sudah
berusaha menghindari persamaan matematika, beberapa gagasan tetap sulit
dijelaskan. Timbul masalah: Apakah ia harus menjelaskan dengan risiko
membingungkan orang, atau ia lewatkan saja pembahasan tersebut? Sebagian konsep
ia sebutkan tanpa membahas panjang lebar tetapi sebagian konsep yang lain tetap
ia sampaikan dengan lengkap.
Ada dua
konsep sukar yang tetap ia jelaskan panjang lebar. Pertama adalah jumlahan
sejarah (sum over histories). Inilah
gagasan bahwa sejarah alam semesta tak hanya satu. Sebaliknya, ada kumpulan
berisi semua kemungkinan sejarah alam semesta, dan semua sejarah itu sama-sama
nyata –apapun artinya. Kedua adalah waktu khayal (imaginary time), yang diperlukan untuk mengerti jumlahan sejarah
secara matematis. Ia kemudian baru sadar bahwa seharusnya ia dulu berusaha
lebih keras dalam menjelaskan dua konsep sangat sulit itu, terutama waktu
khayal, yang tampaknya merupakan bagian yang paling sulit dalam buku. Namun
untuk kalangan non-ilmuwan, tak perlu mengerti dengan pasti apa waktu khayal
itu, yang penting tahu bahwa waktu khayal berbeda dengan waktu nyata (real time).
Ketika buku
itu akan terbit, seorang ilmuwan yang diberi edisi awal untuk diresensi di
majalah Nature terkejut karena
bukunya penuh dengan kesalahan, dengan foto-foto dan diagram-diagram yang salah
tempat dan salah keterangan. Sang ilmuwan tersebut kemudian menghubungi Bantam, yang juga terkejut dan langsung
memutuskan menghentikan pencetakan. Bantam
menghabiskan tiga pekan yang intens untuk mengoreksi dan memeriksa kembali
keseluruhan buku. Buku itu pun siap muncul di toko buku pada 1 April 1988,
momen April Mop. Ketika itu, majalah Time sudah menerbitkan artikel profil
Hawking.
Meski sempat
melakukan kesalahan, Bantam terkejut
dengan gencarnya permintaan atas buku Hawking tersebut. A Brief History of Time berada di daftar buku laris New York Times selama 147 pekan dan
daftar buku laris Times London selama
237 pekan yang kemudian memecahkan rekor. Buku tersebut dialihbahasakan ke
dalam 40 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, dan telah terjual lebih dari 10
juta eksemplar di seluruh dunia. Nathan Myhrvold dari Microsoft yang notabene peneliti pascadoktoral di bawah bimbingan
Hawking menyatakan bahwa buku fisika yang Hawking jual lebih banyak daripada
buku seks yang Madonna jual. Tetapi Hawking menyatakan bahwa penjualan bukunya
belum bisa mengalahkan buku karya William Shakespeare.
Judul asli
yang Hawking buat untuk buku tersebut awalnya adalah From the Big Bang to Black Holes: A Short History of Time. Tetapi
Gazzuardi menukar bagian depan dan belakang judul tersebut dan mengubah Short menjadi Brief. Langkah yang jenius dari sang penyunting dan turut berperan
besar dalam kesuksesan buku tersebut. Ada banyak buku lain berjudul “brief history” setelah terbitnya buku A Brief History of Time. Menurut
Hawking, peniruan adalah bentuk pujian paling jujur.
Dalam edisi
pertama yang sudah diperbaiki tersebut, Hawking tidak menulis kata pengantar.
Kata pengantar dalam edisi perdana ditulis oleh Carl Sagan. Hawking, dalam
edisi tersebut hanya menuliskan “Ucapan Terima Kasih” yang diucapkan kepada
semua orang.
Keberhasilan
A Brief History of Time menembus
pasar umum menunjukkan bahwa ada minat dari masyarakat luas terhadap
pertanyaan-pertanyaan seperti: Dari mana kita datang? Dan mengapa alam semesta
seperti ini adanya?
Dalam
edisi-edisi berikutnya, Hawking menambahkan bab baru mengenai lubang cacing (wormholes) dan perjalanan lintas waktu.
Ia juga menjabarkan perkembangan yang dicapai akhir-akhir ini dalam menemukan
“dualitas” atau korespondensi antara teori-teori fisika yang tampak berbeda.
Korespondensi ini merupakan pertanda kuat bahwa kesatuan teori fisika yang
lengkap itu ada, tapi juga memberi kesan bahwa boleh jadi teori itu mustahil
dijabarkan dalam satu rumus dasar saja.
Setelah A Brief History of Time, Hawking kembali
menulis sendiri buku-buku lain yang menjelaskan sains kepada masyarakat umum.
Buku-buku tersebut adalah Black Holes and
Baby Universe and Other Essays, The Illustrated A Brief History of Time,
dan The Universe in a Nutshell. Ia
berpikir masyarakat perlu punya pemahaman dasar sains agar bisa membuat
keputusan yang cerdas dalam dunia yang makin ilmiah dan penuh teknologi.
Lucy, buah
hati kedua Hawking dari istri pertama, Jane, juga mengikuti jejak sang bapak
dengan berkolaborasi bersama bapaknya menulis seri buku George, cerita petualangan sains untuk anak-anak, orang-orang
dewasa masa depan. Buku-buku yang ditulis duet Hawking dan Lucy yang sudah
terbit adalah George’s Secret Key to the
Universe, George’s Cosmic Treasure
Hunt, George and the Big Bang. Selain itu ada juga George’s and the Unbreakable Code dan George and the Space Prospectors, buku hasil kolaborasi mereka yang
tak lama lagi akan diterbitkan.
Selain
berkolaborasi dengan Lucy, ia juga berkolaborasi dengan koleganya, Leonard
Mlodinow, dan membuahkan karya berjudul A
Briefer History of Time, dan The
Grand Design. Ia juga telah menulis autobiografinya yang diberi judul My Brief History.
Editor : Adib Rifqi Setiawan
0 comments
Post a Comment