Serial Petruk
Mencari Jati Diri (2)
Ekalaya menghadapi Arjuna (Sumber: 3.bp.blogspot.com) |
Meskipun
selalu berusaha memahami keadaan sebagaimana apa adanya, Petruk tidak sepenuhnya
bisa menerima jalan pikiran
tuan-tuanya yang seringkali melanggar
"paugeran" (aturan), bahkan tak jarang mengesampingkan
nilai-nilai kemanusiaan.
Bendoro-bendoro-nya yang selalu
diasumsikan sebagai pihak yang benar, ternyata pada kenyataannya seringkali
melakukan tindakan yang cenderung keji. Kenyataan yang mau tidak mau
menimbulkan perang di batin Petruk, perang batin yang sudah berlangsung
berabad-abad lamanya.
"… midero sak jagat royo,
kalingono wukir lan samudro, nora ilang memanise, dadi ati selawase…"
Sayup-sayup
tendengar tembang mendayu-dayu, membuat Petruk menghentikan ayunan kapaknya.
Dia teringat kejadian yang menyedihkan sekaligus memalukan, kisah tumpasnya
Ekalaya.
Awal
peristiwa terjadi di suatu siang yang gerah di tepi hutan yang tampak sejuk. Petruk tak
mampu menyembunyikan kegelisahan, dia menangkap gejala alam, sesuatu akan
terjadi, sesuatu yang tidak menyenangkan.
Semar
memejamkan pura-pura tidur, Gareng sibuk menulis puisi tentang kegelisahan
hati. sedangkan Bagong mondar mandir dengan wajah seperti arca tanpa ekspresi. Semua gelisah.
Mereka
sedang menemani momongan sekaligus tuan mereka, Raden Arjuna yang juga bernama
Janaka, Permadi atau Parto, Satria
Lelananging Jagat Panengahing Pandawa. Mereka sadar sepenuhnya bahwa
masalah yang akan timbul bersumber pada momongan mereka ini.
Sangat
jelas dimata batin Petruk, aura yang tampak
dari pancaran wajah ndoro-nya ini. Aura yang
memalukan, aura yang bersifat "rendah". Dan Petruk pun sudah sangat
hafal dengan tabiat tuannya yang satu ini.
Kegelisahan
para Punakawan ini segera terjawab. Tiba-tiba dihadapan mereka mucul seorang ksatria
tampan (meskipun tak serupawan Arjuna), berkacak pinggang dengan wajah marah.
"Hai Arjuna, kalau kamu memang merasa laki-laki hadapi aku, Ekalaya."
Laki-laki
ini adalah Bambang Ekalaya, raja kerajaan Nisada. Apa pasalnya sehingga lelaki
gagah ini sedemikian murkanya?
Beberapa
saat yang lalu saat matahari baru saja memancarkan sinarnya ke Bumi, di tepi hutan ini, ada
seorang wanita cantik yang sedang dikejar-kejar oleh segerombolan raksasa.
Setelah terkejar wanita ini dekepung rapat. Raksasa-raksasa ini berhaha-hihi,
bagai segerombolan kucing yang berebut seekor tikus.
Dewi
Angraeni nama wanita cantik ini. Apa daya seorang wanita dihadapan segerombolan
raksasa? Dia hanya bisa berteriak meminta tolong.
Teriakannya
terdengar oleh Raden Arjuna. Bagi Arjuna yang sakti mandraguna, bukanlah hal
yang sulit untuk bertindak. Dengan sekali sentakan, hilang sudah nyawa semua
raksasa.
Arjuna
memandang Anggraeni dengan tatapan mata aneh, tatapan mata yang muncul karena
bangkitnya dorongan yang bersifat rendah. Senyum Arjuna juga senyum kurang
ajar. Anggraeni bukannya tidak merasakan hal ini.
Sang
dewi mengucapkan terimakasih atas pertolongan yang diterimanya.
Tapi
ternyata ucapan terimakasih saja, tidak cukup bagi Raja Madukara ini. Den Bagus
Casanova Raden Janaka, playboy kelas
internasional yang jumlah istrinya sudah tak terbilang ini menginginkan yang
lebih dari itu!!! Dia menginginkan dilayani bercinta sebagai imbalan jasanya!!!
Duh Gusti…
"Saya
sudah bersuami, Raden", tampik Anggraeni.
"Apa
masalahnya kalau kamu sudah bersuami? aku bisa membunuh suamimu," jawab Arjuna
enteng. "Dan lagi pula apakah suamimu setampan aku? Apakah dia sekaya aku?
Aku ini Raja agung."
Anggraeni
juga tahu Arjuna gagah perkasa tampan tiada banding, dia juga tidak memungkiri
sesungguhnya dia juga tertarik. Namun bagi Anggraeni, cinta terlalu agung untuk
diperjualbelikan. Dia bercinta karena memang mencintai. Baginya tidak ada cinta
bagi laki-laki macam Arjuna. Anggraeni adalah pribadi yang bahagia dengan
bersetia kepada cintanya.
Dia
menolak keras!!!
Sebelumnya,
Arjuna tak pernah menerima penolakan dari wanita. Ratusan wanita dan dewi-dewi
dari Kahyangan pun berebut untuk jatuh dalam pelukan Don Juan titisan Batara
Indra ini.
Penolakan
ini semakin menyulut berahi
Arjuna. Kobaran nafsu membuat buta hatinya. Dia hendak memaksakan kehendaknya.
Anggraeni terancam menjadi korban perkosaan. Apalah daya Anggraeni berhadapan
dengan kesaktian Arjuna? Dia berlari…. sampailah ke tepi jurang!!! Dead end!!! Jalan buntu!!!
Dalam
putus asa nya, Anggraeni melompat ke jurang. Luncuran tubuhnya ke jurang yang
sangat dalam membuatnya pingsan. Untunglah seseorang menyambar tubuhnya sebelum
terbentur dasar jurang, orang itu adalah Dewi Ipri, ibunya sendiri.
Dewi
Anggraeni adalah istri Bambang Ekalaya yang sedang berhadapan dengan Arjuna.
Dia menuntut pertanggungjawaban atas perlakuan yang diterima isterinya.
Sangat
wajar kalau Ekalaya jadi berang. Jangankan seorang raja, Petruk pun akan
mengangkat pecoknya kalau isterinya diganggu orang.
Tantangan
Ekalaya dilayani oleh Arjuna. Duel berlangsung singkat. Hanya satu jurus, Arjuna
terkapar tak bernyawa!!!
Bersambung...
0 comments
Post a Comment