Sunday 14 August 2016

Musik


— menata batin, menyiapkan sikap

 
2NE1, salah satu grup musik ketika mentas
Musik itu asik. Bisa dinikmati sambil melakoni tanpa merisak kegiatan lainnya. Musik bisa menjadi pemecah sunyi saat iseng membaca buku, berpadu dengan keramaian saat terlibat bacotan dengan kawan, maupun menemai kewajiban jalan-jalan dalam ruang, misalnya.

Karya musik bisa disimak berulang tanpa memberi rasa bosan. Musik bisa menghantam bagian terdalam, perasaan. Tentu ada batasan yang berlaku. Masihkah perlu harus menyebutkan ragam macam pengecualian itu?

Manusia adalah makhluk hidup yang berperasaan. Karena memiliki rasa yang menjadikannya berbeda dari makhluk hidup lain, rasa bagi manusia menjadi landasan yang kuat.

Ketika ada seseorang yang memiliki satu set badan lengkap tanpa dapat merasakan rasanya sendiri, apalagi rasa manusia lainnya, dia seakan robot. Walaupun memiliki kepintaran melebihi kepintaran para perancang, belum bisa memiliki rasa.

Segala sesuatu maupun peristiwa yang memberikan manfaat pada rasa manusia pasti berguna bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Hal inilah yang membikin pesona Madonna lebih melintas batas daripada Margareth Tatcher, the iron lady perdana menteri terkeren Britania Raya.

Rasa kasih sayang misalnya, sanggup membawa kita pada rasa sama hingga segala yang dilakukan memberikan kebaikan. Sama-sama merasakan adanya kesamaan, kesetaraan, maupun keserupaan rasa antara dia sendiri dengan seluruh ciptaan Pelantan. Kosok bali dari rasa beda yang merasa berbeda, baik rasa lebih tinggi maupun lebih rendah, dari liyan.

Rasa kasih sayang menahan kita untuk tak melakukan segala hal yang merisak rasa liyan. Rasa inilah yang dengan lemah lembut menghantam hingga sukma terdalam, yang ketika sudah tersentuh, bisa membikin segala rasa yang tertuang menjadi terkenang.

Saling mengapresiasi kesamaan sekaligus menghormati ketaksamaan berpadu dengan semangat untuk saling memuliakan dan melantan muruah liyan. Rasa membikin manusia terikat dengan liyan dan lingkungan sehingga segala yang dilakoni tak merisak nurani.

Rasa itulah yang mudah dijamah oleh seni. Seni memiliki unsur keindahan yang dapat menyentuh perasaan insan. Sama-sama dialihbahasakan dengan manusia, terdapat perbedaan ketika Alquran menyebut sebagai basyar, insan,  maupun naas.

Basyar dan insan merujuk pada manusia secara personal. Bedanya kalau basyar melihat sisi kasat mata sedangkan insan melihat sisi tak kasat mata. Sementara naas merujuk pada manusia secara komunal.

Seni berkelindan dengan rasa yang dimiliki. Seni merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan dalam karya dengan bentuk apa saja. Karena saya masih bingung saya tak bisa membatasi bentuk karya seni. Even karya pun saya tak membatasi bentuknya, apalagi karya seni yang keduanya terus menerus saya sebut melintas batas.

Dzunnun al-Mishri, guru Abu Yazid al-Bastomi, menuturkan bahwa seni merupakan ungkapan kebenaran yang bisa mengantarkan kepada Yang Maha Benar. Seni menjadi pemantik semangat untuk mendekat pada Ilahi-Rabbi dengan mengosongkan hati dari residu sifat tak baik agar siap diisi dengan sifat-sifat baik (takhalli). Sifat-sifat baik ini kemudian dibiasakan (tachalli) untuk menjadi jalan manunggal dengan-Nya (tajalli).

Musik merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk karya seni sudah banyak dipakati. Masing-masing bentuk karya seni memiliki kekuatan dan kelemahan ketika saling dibandingkan. Bagi ballerina, seni tari lebih menarik ketimbang seni musik. Sebatas rasa ketertarikan semata tanpa bermaksud menganggapnya paling hebat.

Tidak mungkin ada karya seni yang paling hebat bagi orang yang bisa menikmati segala jenis karya seni, bagaimanapun dia memandang karya seni. Hanya saja sebagian orang tidak mampu untuk mengapresiasi semua jenis karya seni. Walau tak salah kalau menyebut musik sebagai karya seni yang lebih mudah dan banyak digandrungi ketimbang bentuk lain. Seperti tak salah lebih menggemari seni tari ketimbang seni suara.

Musik memiliki kemampuan melintas batas ruang dan waktu. Musik bisa dinikmati sebagai musik tanpa harus disertai lirik yang dipadu. Walau ada kalanya disertai lirik, musik tetap bisa dinikmati tanpa memiliki pemahaman terhadap bahasa lirik yang menyertainya itu.

Hal tersebut membuat industri hiburan Korea Selatan tak perlu menggubah lirik berbahasa Inggris sebagai penyerta karya musik mereka. Mereka tak ragu melantunkan paduan kata berbahasa Korea untuk menyapa penghuni belahan bumi lainnya bahwa mereka ada dan bisa sejajar dengan penghuni lainnya.

Evolusi tanpa henti dalam dunia musik juga membikin karya pada masa tertentu bisa memengaruhi karya pada masa setelahnya. Jealousy karya Queen, memengaruhi Kosong-nya DEWA19. Orang bisa saja dengan enteng menyebut Kosong meniru Jealousy. Walakin, kenapa Jealousy tak serta merta disebut menjiplak Run to Me-nya Bee Gees? Atau dilanjutkan sekalian kalau Run to Me menjiplak Julia karya The Beatles?

Keempatnya memberikan contoh kentara sebuah evolusi musik. Lagipula kalau tak menerima peniruan sebagai bentuk pengaruh, bukankah peniruan adalah bentuk ungkapan pujian abadi paling dalam? Sementara kebiasaan mengungkapkan pujian lebih sering diberikan lantaran kekaguman. Indonesia Raya dan Kartini pun kalau mau dielaborasi, meniru dengan gamblang alunan nada yang bahkan sudah diperkenalkan.

Sebagaimana ragam macam bentuk karya seni, tak ada satu warna dari ragam macam dalam musik yang lebih hebat daripada warna lainnya. Orang bisa saja lebih suka warna musik tertentu walakin dia tak serta merta bisa menyebut warna kesukaannya adalah yang paling hebat.

Saya sendiri lebih menggilai warna musik rock. Namun saya tak elok menyebut selera saya lebih hebat daripada hiphop yang disuka adik saya, maupun dance yang gemar disimak adik saya lainnya. Selera dan usia memang berkelindan dengan pandangan. Keterbatasan selera dan usia ada kalanya menyempitkan pandangan orang terhadap liyan.

Seperti karya seni lainnya, musik juga bisa mewakili ras manusia. Wajar kalau tak banyak orang Inggris yang suka musik dangdut yang asalnya dari Melayu. Semua dipengaruhi oleh tradisi dan latar belakang masing-masing.

Hanya saja kita perlu nrimo lan legowo mengakui bahwa ada bangsa yang lebih maju dalam urusan musik pada masa tertentu sehingga pada saat itu bangsa lain mengacu padanya. Setiap bangsa yang bisa menggubah karya musik yang bisa diterima oleh bangsa di belahan wilayah lainnya, saat itulah mereka bisa tampil sebagai rujukan utama.

Tak ada musik yang haram dalam arti terlarang. Materi dan energi tidak terikat dengan hukum. Hukum baru bisa mengikatnya ketika sudah digunakan. Lampu yang memancarkan energi cahaya tak terikat hukum apapun, walakin ketika dipakai sebagai penunjang perbuatan tak sesuai aturan, lampu bisa menjadi haram. Haramnya pun bukan karena lampunya, namun karena penggunaanya.

Hal itu juga berlaku bagi musik yang mendayagunakan pancaran energi bunyi. Karena musik tidak terikat dengan hukum, tak ada musik yang haram. Kalaupun selanjutnya musik menjadi haram, adalah karena pendengarnya, bukan karena musik itu sendiri. Karena bergantung dengan pendengarnya, sematan musik islami pun bebas diberikan pada ragam macam langgam musik.

Musik islami tak melulu harus disertai paduan kata yang copy-paste dari Alquran, sabda Rasulullah, ataupun ragam paduan kata dan aksara yang dianggap akrab dengan Islam. Musik islami tak melulu harus menggunakan alunan nada warisan budaya Timur Tengah. Musik islami adalah segala ragam macam musik yang ketika disimak bisa menjadi wasilah untuk membangkitkan rasa berserah pada Ilah dan rasa mencintai Rabbi.

Persembahan dari Surga dan Bukan Cinta Manusia Biasa (DEWA19), (You Drive Me) Crazy dan Hold it Against Me (Britney Spears), What I've Done dan A Light That Never Comes (Linkin Park), serta Ugly dan Come Back Home (2NE1) adalah beberapa lagu islami yang saya gandrungi dari brand yang saya sukai. Begitu.

Rujukan:
[01] Me Against the Music
[02] DEWA19
[03] Ahmad Dhani Prasetyo
[04] Andra Junaidi Ramadhan
[05] Mike Shinoda
[06] Britney Spears
[07] 2NE1
[08] Park Bom
[09] CL
[10] Queen

0 comments

Post a Comment