Friday 9 June 2017

Sri Mulyani Indrawati, Pahlawan Terlupakan

 
Sri Mulyani Indrawati, atau biasa disapa Anik, lahir di Tanjung Karang, 26 Agustus 1962. Anik lahir dari keluarga cendekiawan yang sangat mengutamakan pendidikan. Ayahnya, Prof. Satmoko dan Ibunya Prof. Sriningsih Satmoko adalah guru besar Universitas Negeri Semarang (UNNES).
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, Anik dan saudara-saudaranya juga tumbuh menjadi orang-orang yang berprestasi dan berpendidikan tinggi. Mayoritas kakak dan adik Anik menyandang gelar master dan doktor, hanya satu orang yang bertitel sarjana, sementara satunya bergelar profesor. Hebatnya, di bangku sekolah dan kuliah prestasi Anik bersaudara selalu menonjol, sehingga biaya sekolah gratis di dalam dan luar negeri.
Karakter Anik bersaudara memang sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Mereka dibiasakan hidup dengan sesuatu yang dimiliki, tidak berangan-angan yang macam-macam, jujur, tidak mengambil milik orang lain, dan tidak materialistis. Membaca dijadikan bagian keseharian keluarga. Kompas dan Suara Merdeka adalah bacaan wajib mereka. Majalah Kuncung, Bobo, dan Gadis adalah bacaan masa kanak-kanak. Hal ini terbawa saat dirinya menjadi menteri.
Anik adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank). Sebelumnya dia menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan Anik menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bapenas. Sejak 2008 Anik menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah Boediono dilantik sebagai Gubernur BI (Bank Indonesia).
Perjalanan Anik adalah perjalanan penuh prestasi. Selain menjabat berbagai posisi penting bidang ekonomi baik nasional maupun internasional, hampir di setiap jabatan yang diembannya Anik selalu menorehkan prestasi yang fenomenal dalam waktu singkat Beberapa contoh yang bisa kita lihat antara lain:
(1) Memimpin reformasi di Departemen Keuangan yang menghasilkan peningkatan penerimaan pajak hampir empat kali lipat dalam jangka waktu separuh windu sebagai berikut:
— 2004 = Rp 238,4 T
— 2005 = Rp 370,9 T
— 2006 = Rp 461,5 T
— 2007 = Rp 506,0 T
— 2008 = Rp 670,4 T
(2) Menteri Keuangan terbaik Asia tahun 2006, 2007, 2008 versi Emerging Market.
(3) Menteri Keuangan Terbaik Dunia 2006 versi Euromoney.
(4) Bekerjasama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam menertibkan ribuan rekening liar departemen, yang sejak orde baru dicurigai sebagai alat korupsi.
(5) Menerima Hatta Anti Corruption Award, karena dianggap sebagai pribadi yang bersih, melakukan perbuatan nyata memberantasan korupsi.
(6) Sejak menjabat Menteri Keuangan hingga pindah tugas di Bank Dunia Anik sudah tiga kali terpilih wanita paling berpengaruh di dunia.
Jika prestasi Anik harus dibeberkan satu persatu maka catatan ini hanya akan penuh dengan catatan gemilang prestasi seorang Bathari ekonomi berdarah Jawi ini. Namun prestasi yang paling harus diakui rakyat Indonesia dari seorang Anik adalah jasanya menghindarkan bangsa ini dari pengaruh krisis moneter (krismon) dunia.
Tidak cukup sampai di situ. Anik juga mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 3 besar tertinggi dunia saat krisis. Mungkin sebagian pihak khususnya para politisi (para politikus) berusaha mengecilkan arti dari “menghindarkan bangsa dari ancaman krisis ekonomi”. Namun marilah kita coba sejenak kembali ke masa lalu yang masih segar dalam ingatan kita, krismon 98.
Kita masih ingat beberapa dampak dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang awalnya juga berasal dari krisis dari luar negeri itu. Masihkah kita ingat orangtua, kerabat, bahkan sebagian dari kita sendiri yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan tanpa melakukan kesalahan apapun?
Masihkah ingat bagaimana kita mendadak tidak tahu lagi bagaimana kita harus menghidupi keluarga kita? Berapa banyak rakyat yang bunuh diri dan masuk ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa) karena secara tiba-tiba kehilangan masa depan mereka? Berapa banyak orang-orang gigih dan ulet yang harus kehilangan kerja keras seumur hidupnya dalam waktu sesaat tanpa mereka melakukan kesalahan apapun?
Belum lagi dampak sosial dan politik yang timbul sebagai dampak dari krisis ekonomi di Indonesia tahun 98 itu. Berapa banyak wanita keturunan yang diperkosa? Berapa banyak yang terbunuh secara biadab dalam kerusuhan Mei 98? Berapa banyak saudara- saudara kita yang terbakar, mati, atau hilang tak ada rimbanya hingga detik ini?
Itulah prestasi terbesar dari seorang Anik. Dialah yang berhasil menghindarkan bangsa ini dari krisis dengan segala dampaknya yang mengerikan itu. Bayangkan jika saja tahun ‘97 kita memiliki Anik yang tampil kokoh sebagai pengawal otoritas ekonomi kita saat itu. Sejarah akan berbeda. Dari prestasi itu saja sangat layak kita mengangkatnya sebagai pahlawan. Bayangkan berapa banyak rakyat terlesamatkan olehnya!
Layak jika James Castle, memuji Anik setinggi langit, “She could be the finance minister anywhere in the world. She’s that good!” Namun sejarah mencatat keberhasilannya untuk bangsa-bangsa dan negara itu ternyata harus memakan tumbal dirinya sendiri. Bangsa-bangsa yang tidak tahu diuntung ini bukannya berterimakasih namun justru menjadikannya pesakitan yang dinistakan. Bangsa-bangsa di Nusantara tak jarang gemar menghukum para pahlawannya sendiri
Kisah perjuangan Anik mengatasi krisis ekonomi yang mengancam bangsa ini mengingatkan pada Raja Leonidas yang berjuang hanya dengan 300 pasukannya melawan musuh yang menyerang negerinya. Bukannya didukung oleh para senator yang duduk nyaman di gedung parlemen, mereka justru bersekongkol untuk menjatuhkan rajanya itu. Raja Leonidas akhirnya gugur dalam pertempuran itu. Namun berkat perjuangannya bangsa Spartan tidak jadi terjajah.
Setali tiga uang dengan cerita tersebut. Politisi di DPR bukannya memberi apresiasi pada Anik atas keberhasilan usahanya. Namun justru menafikan kerja keras dan peran Anik sambil berkoar-koar seolah-olah ancaman krisis 2008 tidak bisa dibandingkan dengan 1997. Mudah memang berbicara lantang di depan mimbar memfitnah para pejuang saat mereka sendiri tidak pernah berjuang. Pengamat memang tidak pernah salah namun pelakulah yang mengubah.
 
Sumber: Alobatnic

1 comments:

  1. TOGEL KLIK4D bersama B O L A V I T A

    Memiliki Pasaran Paling Terkenal >> Singapore - Kuala Lumpur - Hongkong << Dengan Diskon Terbesar Dan Minimal Deposit Hanya 50rb dengan Support Semua Bank Indonesia

    Segera Bergabung Bersama kami Sekarang Juga !

    BBM : BOLAVITA
    WA : 081377055002

    ReplyDelete